Pengabdian Kepada Masyarakat: Potensi “Spa Pasir” Di Desa Wisata Pasir Sunur Kota Pariaman
Sebagai salah satu kota wisata potensial di Sumatera Barat, Pariaman selalu mencari celah untuk pengembangan potensi wisatanya. Selain potensi yang masih terpendam, keinginan pemerintah Kota Pariaman yang tinggi terhadap pengembangan kepariwisataan menjadi salah satu alasan bagi pihak Universitas Negeri Padang untuk melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyrakat. Tahun 2018 ini, Universitas Negeri Padang mengutus dosen dari Jurusan Pariwisata, Fakultas Pariwisata dan Perhotelan UNP untuk melakukan program kemitraan masyarakat di Kecamatan Pariaman Selatan Kota Pariaman dengan kegiatan pengembangan potensi Desa Wisata Pasir Sunur.
Kegiatan ini diawali dengan observasi lapangan serta konsultasi kepada pihak terkait. Konsep pengembangan desa wisata merupakan salah satu model yang tepat dalam pemberdayaan potensi desa sunur. Hal ini juga di sarankan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Efendi Jamal yang menegaskan bahwa dalam rangka memberdayakan masyarakat setempat dalam geliat kepariwisataan maka perlu edukasi bagi masyarakat serta peran serta langsung masyarakat dalam mengelola potensi alam serta budaya yang ada dan itu sangat lekat sekali dengan konsep desa wisata. Disamping itu Kepala Dinas Pariwisata Kota Pariaman, Elvis Chandra juga menyambut baik kegiatan tersebut mengingat potensi desa di kota pariaman cukup banyak dengan spesifikasi masing – masing desa namun belum maksimal di kelola masyarakat atau kelompok masyarakat yang ternaung dalam kelompok sadar wisata atau pok darwis.
Kegiatan yang sudah dimulai dari tanggal 10 agustus 2018 ini, diawali dengan pengambilan gambar udara Desa Pasir Sunur sebagai pedoman perencanaan zonasi potensi di desa tersebut. selain itu, untuk menemukenali semua potensi yang ada maka masyarakat Desa Sunur diminta untuk mengisi angket terkait potensi yang ada mulai dari sejarah, bangunan bersejarah, kuliner, seni budaya, dan kerajinan. Hasil yang didapat kemudian di presentasikan kepada masyarakat selain memberikan sosialisasi tentang konsep desa wisata yang ada di Indonesia.
Hal ini bertujuan agar masyarakat paham dengan aturan main desa wisata tersebut dimana masyarakatlah yang menjadi pemeran utama dan center of attraction bagi wisatawan yang datang. Untuk itu tentu saja masyarakat harus semaksimal mungkin menjaga serta menghidupkan kembali budaya dan tradisi yang mungkin sudah terlupakan uncap ketua tim pelaksana kegiatan Trisna Putra SS. M.Sc dari Jurusan Pariwisata, Universitas Negeri Padang. Sosilaisasi dan focus discussion group (FGD) tersebut di laksanakan pada tanggal 8 September 2018 di kantor Kepala Desa yang dihadiri oleh perwakilan Dinas Pariwisata Kota Pariaman, tokoh pemuka masyarakat, BPD, LKMA, Bundo Kanduang, Karang Taruna, PKK, Kel Tani, Kel Nelayan dan masyarakat.
Kegiatan yang dibuka oleh Kepala Desa Pasir Sunur, Akmal, menghasilkan gambaran potensi baru yang dapat dikembangkan selain potensi kuliner yaitu desa wisata dengan daya tarik spa pasir atau terapi kesehatan dengan pasir. Pada umumnya, pasir pantai mengandung zat yodium dan khusus di Pantai Pasir Sunur terdapat mineral magnetic yang cukup tinggi. Zat dan mineral tersebut bisa membantu pengobatan beberapa jenis penyakit. Terapi pasir ini sebenarnya sudah ada di beberapa daerah di Indonesia dan secara professional telah dikelola masyarakat Jepang di Ibasuki, Kagoshima. Terapi pasir ini, tidak hanya disukai oleh kalangan lanjut usia, terapi pasir juga diminati para kawula muda hingga anak-anak. Pada 1985, Universitas Kagoshima mengadakan penelitian untuk mengetahui efek dari mandi pasir terhadap tekanan darah, sistem kardiovaskuler, dan sistem pernapasan. Mengingat khasiatnya cukup baik maka mengherankan bila Ibasuki dikunjungi sekitar 500-600 orang per harinya. Sebelum konsep Spa Pasir Sunur ini terlaksana, tentu harus dikonsultasikan dengan pihak kesehatan dan mempersiapkan SDM yang ternaung dalam kelompok Sadar Wisatta yang sudah terbentuk ungap ketua tim pengabdian UNP tersebut.